Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Anak

Penulis

  • Karimah Khitami Aziz Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

DOI:

https://doi.org/10.31965/infokes.Vol16.Iss2.224

Kata Kunci:

ASI eksklusif, TB paru, TB paru pada anak

Abstrak

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak perlu diperhatikan untuk membentuk generasi mendatang yang sehat, cerdas dan berkualitas. Pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan hingga berusia 18 tahun. Sementara itu, anak pada usia 5 tahun pertama kehidupan memiliki sistem imun yang rendah sehingga rentan terhadap berbagai penyakit termasuk penyakit TB paru. Salah satu upaya pemeliharaan kesehatan ibu dan anak adalah dengan pemberian ASI eksklusif. Adanya kecenderungan penurunan penggunaan ASI eksklusif di negara berkembang terutama di perkotaan terjadi akibat perubahan sosial budaya di masyarakat. Penyakit TB Paru merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi salah satu komitmen global dalam MDGs yang harus dikendalikan. TB Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan telah menyerang hampir sepertiga penduduk dunia. TB Paru anak adalah penyakit TB yang biasanya menyerang anak usia 0-14 tahun. Dari 9 juta kasus baru TB yang terjadi di seluruh dunia setiap tahun, diperkirakan 1 juta (11%) diantaranya terjadi pada anak-anak dibawah 15 tahun.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

[1] Afiat N, Mursyaf S, Ibrahim H. Keberhasilan pengobatan tuberkulosis (tb) paru di wilayah kerja Puskesmas Panambungan Kota Makassar. Higiene. 2018; 4(1): 33-40.

[2] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin: tuberkulosis. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2018.

[3] World Health Organization. WHO methods data sources for global burden of disease estimates 2000-2016. Geneva: WHO Press 2018.

[4] Kementerian Kesehatan RI: Petunjuk teknis manajemen dan tatalaksana tuberkulosis anak. Jakarta: Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2016.

[5] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin: tuberkulosis. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2016.

[6] Ajis E, Mulyani NS, Pramono D. Hubungan antara faktor-faktor eksternal dengan kejadian penyakit tuberkulosis pada balita. Berita Kedokteran Masyarakat. 2009; 25(3): 109-16.

[7] Karim MR, Rahman MA, Mamun SAA, Alam MA, Akhter S. Risk factors of childhood tuberculosis : a case control study from rural Bangladesh. WHO South East Asia Journal of Public Health 2012. 2012; 1(1): 76–84.

[8] Apriliana R, Hestiningsih R, Udiyono A. Faktor yang berhubungan dengan kejadian tb paru pada anak (studi di seluruh Puskesmas Kabupaten Magelang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2018; 6(1): 298-307.

[9] Ul-Haq S, Hussain M, Krishin J, Abbasi S. Risk factors of tuberculosis in children. Ann. Pak. Inst. Med. Sci. 2010; 6(1): 50–4.

[10] Wiharsini W. Hubungan faktor kontak, karakteristik balita dan orang tua dengan kejadian tb paru pada balita di RSPI. Prof. dr. Sulianti Saroso tahun 2012 [skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia: Jakarta. 2013.

[11] Kartiningrum ED. Faktor risiko kejadian gizi kurang pada balita di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Mojokerto. Hospital Majapahit. 2015; 7(2): 68-80.

[12] Varaine F, Rich ML, Grouzard V, Cancedda AEB, Keshavjee S, Mitnick C, Dkk editor. Tuberculosis practical guide for clinicians. Edisi 2014. Paris: Medecins Sans Frontieres. 2014.

[13] Kusuma IS. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak yang berobat di puskesmas wilayah kecamatan cimanggis depok [skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia. 2011.

[14] Kementerian Kesehatan RI. Pedoman nasional pengendalian tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Jenderal Penyehatan Penyakit dan Pencegahan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. 2014.

[15] DOH. Lembar fakta tuberkulosis [internet]. Jakarta: Departement of Health; 2017 [disitasi tanggal 3 Desember 2018]. Tersedia dari: http:///www.health.qld.gov.au>pdf.file.

[16] Kementerian Kesehatan RI. Strategi nasional pengendalian tuberkulosis di Indonesia 2010-2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011.

[17] IDAI. Air susu ibu dan pengendalian infeksi [internet]. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2018 [disitasi tanggal 3 Desember 2018]. Tersedia dari: http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-ikterus.

[18] Islamiyati FM. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis paru pada balita di poliklinik anak RSU A. Yani Metro tahun 2009. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 2009; 11(2).

[19] Saman F. Hubungan pemberian asi eksklusif dengan kejadian tb paru pada anak di Puskesmas Jetis Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta. 2013.

[20] Mulyadi. Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian tbc paru pada balita berstatus gizi buruk di Kota Bogor [tesis]. Depok: Universitas Indonesia. 2013.

[21] Inggariawati. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tbc paru pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tebet Jakarta Selatan tahun 2008 [skripsi]. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2009.

[22] Permatasari TO. Karakteristik individu yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru balita di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Kota Cirebon [skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon: Cirebon. 2018.

Diterbitkan

2018-12-23

Cara Mengutip

Aziz, K. K. (2018). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Anak. JURNAL INFO KESEHATAN, 16(2), 236–243. https://doi.org/10.31965/infokes.Vol16.Iss2.224

Terbitan

Bagian

Original Articles

Artikel Serupa

<< < 1 2 3 4 5 6 7 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.